Selasa, 29 Desember 2015

Adab Tilawah (Membaca) Al-Quran  
 

"Barangsiapa membaca satu huruf dari Al-Qur'an maka baginya sepuluh kebaikan. Sedangkan satu kebaikan itu dilipat gandakan hingga sepuluh kali. saya tidak mengatakan alif laam mim itu satu huruf, tetapi alif itu satu huruf, lam itu satu huruf dan mim juga satu huruf," (HR. Tirmidzi). Itu baru satu kata, lalu bagaimana kalau kita membaca satu juz atau lebih setiap malamnya?

Tentu sudah tak terhitung berapa banyak pahala yang mengalir ke catatan amal kita tanpa kita sadari. Belum lagi kalau saat itu bertepatan dengan malam lailatul qadar. Berarti apa yang kita lakukan pada saat itu sama dengan pahala yang kita peroleh ketika membaca Al-Qur'an selama 83 tahun lebih tanpa henti. Subhanallah. Dan, untuk menyambut datangnya bulan ini, seyogyanya kita memahami adab tilawah, adab membaca Al-Qur'an. Sehingga apa yang kita rencanakan sejak jauh-jauh hari itu bisa tercapai dengan baik.

1 . Membaca dalam keadaan suci dari hadats, menghadap qiblat dan duduk dengan baik

Al-Qur'an bukanlah seperti buku biasa, atau seperti surat kabar harian yang boleh dibaca di mana saja serta dalam keadaan apa pun. Tidak. Al-Qur'an jelas sangat berbeda dengan semua itu. Al-Qur'an merupakan kitab suci yang menjadi sumber segala sumber hukum. Kitab suci yang terbebas dari perubahan hingga akhir zaman. Sehingga sudah sangat wajar bila kita harus memperlakukannya dengan khusus pula. Didahului dengan berwudlu, sebagai wujud pensucian diri. Lalu dilanjutkan dengan mengambil dan membawanya dengan tangan kanan, sebagai lam bang kebaikan, selanjutnya duduk dengan tenang dan siap untuk membacanya. Demikianlah yang harus dilakukan sebelum membacanya, sehingga Allah berfirman: "Tidak' menyentuhnya kecuali hambahamba yang disucikan". (Al-Waqiah: 79).

2. Membaca dengan tartil (perlahan-lahan)

Seringkali kita mendengar seseorang membaca Al-Qur'an dengan sangat cepat dan terburu-buru. Ia seperti orang yang sedang dikejar hantu. Atau bisa jadi kita juga terpancing untuk membacanya dengan cepat, agar lebih cepat selesai. Padahal membaca dengan cara seperti ini tentu sangat sulit menempatkan huruf pada makhraj yang benar. Terlebih lagi, pandangan mata kita kurang bisa terfokus dengan baik. Akibatnya, kesalahan demi kesalahan akan terus terulang tanpa kita sadari. Kata "Rahiim" yang berarti "Maha Penyayang" misalnya.

Bila mata kita melihat dengan cepat, bisa jadi lidah kita akan keseleo dan akhirnya membaca "Rajiim" yang bermakna "Yang dimurkai", ini kelihatannya sepele, tetapi sebenarnya suatu kesalahan yang sangat fatal karena arti kedua kalimat itu sangat bertolak belakang. Bayangkan, bila kesalahan itu terjadi pada lafadz basmalah, tentu hal ini sangat fatal. Karena itu, Allah berfirman: "Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan." (QS. Al-Muzammil: 4).

3. Membacanya dengan khusyu.

Tampakkan kesedihan bila membaca ayat yang menunjukkan ancaman dan siksa. Dan, berseriserilah bila mendengar berita gembira. Itulah nasehat Rasulullah kepada sahabat dan seluruh umat Islam. Sehingga tidak jarang kita menemukan ulama yang menangis tersedu-sedu. "Bacalah AIQur'an dan menangislah karenanya. Bila kalian tidak bisa menangis maka berpura-puralah untuk menangis." (HR. Bukhari dan Muslim). Berpura-pura menangis ini dilakukan ketika membaca Al-Quran send irian. Sedang tidak bersama orang lain. Agar keikhlasan tetap terjaga. Lihatlah! betapa tubuh seorang sahabat yang bernama Uwais al-Qarni menggigil hebat, lalu terjatuh dan pingsan cukup lama setelah membaca membaca firman Allah: "Ha mim. Oemi kitab yang menjelaskan, sesungguhnya kami menurunkannya pada suatu motam yang diberkahi dan sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan.

Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah." Dia membacanya hingga "Kecuali orang-orang yang diberi rahmat Allah. Sesungguhnya Oialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. " (QS. Ad-Dukhan: 1-100).

4. Membacanya dengan suara yang enak didengar.
Bersyukur kepada Allah, bila dikaruniai suara yang merdu dan enak didengar adalah suatu keharusan. Caranya, dengan memanfaatkan kemerduan suara itu untuk membaca Al-Qur'an. Sehingga orang yang mendengar keindahan suara kita semakin tertarik dan ingin belajar membaca Al-Qur'an. Rasulullah SAW bersabda, "Hiasilah Al-Qur'an dengan suara kalian." (HR. Bukhari). Tapi bila merasa khawatir akan ria atau sumah, maka bacalah Al-Qur'an dengan suara yang cukup didengar sendiri. "Orang yang membaca Al-Qur 'an dengan keras bagaikan orang yang bershadaqah dengan terang-terangan." (HR. Turmudzi).

5. Membaca dengan tadabur disertai dengan kehadiran hati untuk memahami arti dan rahasianya.
Hal ini sudah sangat jelas dan tidak perlu dibahas lebih jauh bahwaAl-Qur'an bukanlah kitab biasa yang hanya dibaca sambil lalu, tapi ia adalah pedoman hidup yang harus dihayati, bukan sekadar dibaca tanpa tahu makna dan maksudnya. Allah berfirman: 'Apakah mereka tidak merenungkan AI Qur'an." (QS. An-Nisa: 82) Sangat banyak yang bisa direnungkan. Bahkan diri kita juga menjadi obyek perenungan. Misalnya, bersyukurlah karena hidung kita tidak menghadap ke atas, karena kalau itu yang terjadi tentu air akan akan masuk ke dalam hidung setiap kali kita kehujanan atau mandi. Ini adalah contoh yang simpel dari sekian banyak obyek perenungan lainnya "Don (juga) pada dirimu sendiri Maka apakah kamu tiada memperhatikan?" (Adz-Dzariyat: 21)

6. Bukan menjadi orang yang tidak menghiraukan apa yang dibaca.
Bersikap apatis dan acuh terhadap apa yang dibaca, tentu bukan sikap yang terpuji. Karena bisa jadi, saat itu kita melaknat diri sendiri. Memang, demikianlah akibatnya bila tingkah laku kita bertentangan dengan apa yang dibaca. "lngatlah! Kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang dzalim." (QS. Huud: 18) Dengan demikian tidak ada pilihan lain, belajar bahasa arab merupakan solusi terbaik sehingga kita bisa memahami arti sekaligus penafsiran ulama. Atau setidak-tidaknya merujuk kembali kepada tejemah Al-Qur'an. Di dalam Taurat disebutkan, "Mengapa kamu tidak malu kepada-Ku? Ketika kamu mendapat kiriman surat dari seorang teman, kamu berhenti sejenak dan menyempatkan diri membacanya, huruf demi huruf. Agar kamu bisa memahaminya dengan baik dan tidak ada yang terlewatkan. Dan, inilah kitab yang Aku turunkan kepadamu. Perhatikan! Bagaimana Aku menjelaskan setiap permasalahan dengan terperinci. Dan perhatikan! betapa sering Aku mengulanginya sehingga kamu bisa merenungkannya. Tapi lihatlah! Apa yang kamu lakukan, kamu pun berpaling darinya. Sehingga Aku menjadi kurang bermakna bagimu dibandingkan dengan temanmu.

Wahai hamba-Ku! Bila datang seorang teman mengunjungimu, kamu pun menyambutnya dengan hangat. Kamu memperhatikan dan mendengarkannya dengan seksama. Bila ada orang yang mengganggu pembicaraanmu, kamu pun segera menyuruhnya untuk diam. Dan, inilah sekarangAku datang kepadamu, ingin berbicara denganmu. Tapi apa yang terjadi? Kamu pun berpaling dariku. Mengapa kamu menjadikan Aku lebih tidak bermakna dari seorang temanmu?" Demikianlah beberapa hal yang harus diperhatikan ketika membaca Al-Qur'an, sehingga kita "" tidak membacanya semau kita tanpa memperhatikan situasi dan kondisi. Ini semua agar tilawah kita lebih bermakna dan benar benar beda.

Kamis, 24 Desember 2015




Our's Activity

Our's



LATAR BELAKANG
Pondok Pesantren Thawalib Sriwijaya Palembang sebagai salah satu wadah pendidikan islam modern yang berada dalam ruang lingkup wilayah pemerintahan kota Palembang saat ini mengadakan pendidikan islami berbasis kepondokkan dengan seluruh santri yang berdomisili (mukim) di dalam lingkup pondok pesantren modern thawalib sriwijaya Palembang. 

Pondok Pesantren Thawalib Sriwijaya Palembang dirintis oleh K.H.M Daud Kohar (Alm) dan dilanjutkan oleh H. Nofrizal Nawawi, Lc, M.P.d.I. Alhamdulillah pesantren ini telah berdiri diatas areal seluas 10 Ha, dimana terdapat 1 gedung asrama permanen, dan 10 lokal ruang belajar yang nyaman serta dikelilingi oleh 100 Ha areal kaplingan masyarakat untuk pembangunan kawasan pemukiman islami.

Keberadaan Pondok Pesantren Thawalib Palembang dilandasi oleh keinginan ummat dan masyarakat, alim ulama, cerdik pandai yang menginginkan ruh pembangunan islam, dengan tujuan menyiapkan generasi islam masa depan berbekal ilmu pegetahuan dan teknologi serta kesadaran iman dan taqwa.

Pondok Pesantren Thawalib Sriwijaya Palembang memadukan antara program tahfidz al-quran, pendidikan umum, pendidikan pondok, keterampilan seni/olahraga serta pendalaman dalam bahasa Arab dan Inggris. Diasuh oleh tenaga pengajar yang professional baik lulusan dalam maupun luar negeri.

LOKASI
            Pondok Pesantren Thawalib Palembang berlokasi di Talang Kemang Kel/Kec. Gandus Palembang ± 10 Km dari Pusat kota (± 8 km dari jembatan Musi II)

SISITEM PENDIDIKAN
            Pondok Pesantren Thawalib Palembang menyelenggarakan pendidikan formal secara klasikal. Saat ini Ponpes Thawalib Palembang menerima santri tingkat Tsanawiyah (SMP) dan Aliyah (SMA).


TUJUAN PENDIDIKAN
Mempersiapkan SDM yang shaleh dan tafaqquh fiddin, sehat jasmani rohani, cerdas, trampil dan berakhlaq mulia serta menegakkan kalimatullahi fil ardhi untuk mendapatkan keridhaan ilahi.

PROGRAM PENDIDIKAN
            Program pendidikan terpadu , yaitu kurikulum Depertemen Agama dan Depertemen Pendidikan dan kurikulum Pondok Pesantren Thawalib Sriwijaya Palembang.

            Guru Mata Pelajaran Agama (Diniyah)
No
Nama
Profil Pendidikan
D2
S1
S2
1
Nofrizal Nawawi, Lc,  M.Pd.I
-
Ibnu Su’ud Riyadh Saudi Arabia
IAIN Raden Fatah Palembang
2
Suhaimi, S.Pd.I
Ma’had Sa’ad Bin Abi Waqqosh
FAI.UMpalembang
-
3
Saprizal, S.Pd.I
Ma’had Sa’ad Bin Abi Waqqosh
FAI.UMpalembang
-
4
Abdullah, S.Pd.I 
Ma’had Sa’ad Bin Abi Waqqosh
FAI.UMpalembang
-
5
Yansa Efendi, S.Pd.I
Ma’had Sa’ad Bin Abi Waqqosh
FAI.UMpalembang
-
6
Mukhtar, S.Pd.I 
-
FAI.UMpalembang
-
7
Yahya, Lc, M.P.I
-
LIPIA Jakarta
UMsurakarta
8
Tri Eka Sari, S. Ag
-
Wali Songo
-
9
Miftahuddin, S.Q, S.Pd.I
-
FAI.UMpalembang
-

   Guru Mata Pelajaran Madrasah 
No
Nama
Profil Pendidikan
D2
S1
S2
1
Drs. Shoif,  M.Pd.I
-
IAIN Raden Fatah Palembang
IAIN Raden Fatah Palembang
2
M. Rizal, S.E
-
STIE SMB Palembang
-
3
Drs. A. Rivai
-
IAIN Raden Fatah Palembang
-
4
Liza Prima Octavia, S.P
-
FP.UMpalembang
-
5
Titin Riastini, S.Pd
-
Univ. PGRI Palembang  
-
6
Rika Septariana, S.Pd
-
Univ. PGRI Palembang  
-
7
Ayuhanis, S.Pd.I
-
IAIN Raden Fatah Palembang
-
8
Erli Siswati, S.Pd
-
Universitas Sriwijaya  
-
9
Meriyanti, S.Pd
-
Univ. PGRI Palembang  
-
  Guru Praktek Kerja/Tenaga Pengabdian
No
Nama
Profil Pendidikan
SMA
S1
S2
1
Awaludin Jamil
MA Thawalib Sriwijaya Palembang
-
-
2
Almunawar
MA Thawalib Sriwijaya Palembang
-
-
3
Ahsan Solihan
MA Thawalib Sriwijaya Palembang
-
-
4
Ari Haryanto
MA Thawalib Sriwijaya Palembang
-
-
5
Djiwanto Putra. MA
MA Thawalib Sriwijaya Palembang
-
-
6
Fauzan
MA Thawalib Sriwijaya Palembang
-
-
7
M. Yuda Ariandi
MA Thawalib Sriwijaya Palembang
-
-
8
Ilham Lakoni
MA Thawalib Sriwijaya Palembang
-
-
9
Reni Anggraini
MA Thawalib Sriwijaya Palembang
-
-

  
Visi Dan Misi Pondok Pesantren Thawalib Sriwijaya Palembang
1.          Visi
Terwujudnya Generasi Tafaqquh Fiddin Berwawasan Luas Dan Terampil.

2.          Misi
               
1.         Melaksanakan Pendidikan Islam Secara Lengkap Mendalam Berorientasi Pada Pemahaman Alquran dan Sunnah Ashohihah.
2.       Melaksanakan Pendidikan Umum Sesuai Kurikulum  Pendidikan Nasional.
                3.   Melaksanakan Pendidikan Keterampilan
-       Keterampilan Religius
-       Peternakan dan Perikanan
-       Pertanian dan Perkebunan
-       Komputer dan Informatika
              4.      Melaksanakan Pendidikan Pelatihan
-       Kepemimpinan
-       Kepanduan/Pramuka, dll. 


DENAH LOKASI